BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Internet
Internationl network ( internet)
adalah sebuah jaringan komputer yang sangat besar yang terdiri dari
jaringan-jaringan kecil yang saling terhubung yang menjangkau seluruh dunia.
Semua komputer pada jaringan internet membutuhkan kode yang unik yang disebut
IP. Nomor IP ini terdiri dari 32 bit atau empat byte sehingga terbuka
kemungkinan untuk menentukan lebih dari 232 atau 4 milyar nomor IP
yang berbeda.
Nomor-nomor IP terdiri dari sederet
angka itu terlalu sulit untuk diingat. Oleh karena itu ada yang menyusun suatu
sistem paralel dengan menggunakan nama-nama domain
sehingga mirip nama file. Namun pemberian nama ini harus memperhatikan
ketentuan, seperti tidak boleh ada komputer yang bernama sama dan nama tersebut juga harus
dapat dikonversikan ke dalam bentuk angka yang dapat dipahami oleh komputer.
Setiap tingkatan dalam nama ini disebut
domain. Nam domain pada level yang tertinggi akan menunjuk ke domain dari
kompute tertentu. Nama tersebut biasanya dipilih untuk merefleksikan jenis
organisasi di mana komputer dipasang. Dalam penulisan, antara domain yang
satu dengan yang lain dipisahkan dengan tanda titik, misalnya ux.cso.uiuc.edu.
Meskipun tidak ada batasan, umumnya
sebuah nama mempunyai tidak lebih dari lima domain. Cara membaca nama, misal
ux.cso.uiuc.edu.us tersebut adalah sebagai berikut:
ux berarti
nama komputer induk yang mempunyai IP address.
cso merupakan
nama departemen yang memelihara.
uiuc :merupakan nama dari universitas dimana
departemen cso berada, yaitu di University of Illionis di Urbana Champaign.
edu
menunjukkan bahwa universitas
tersebut merupakan bagian dari Education Departement.
us Amerika Serikat
Beberapa domain yang sering digunakan
selain .edu adalah commercial (.com), organisation (.org), government (.gov),
miliarity (.mil), networking organization (.net), bussiness and firm (.firm),
toko (.store), information servise provider (.info), entitas yang berelasi
dengan aktivitas WWW (.web), cultural dan entertaiment (.arts), aktivitas
hiburan (.rec), individu (.nom). Di samping itu setiap negara juga diberi satu
kode tertentu yang terdiri dari dua huruf, antara lain: Austria (at), Australia
(au), Canada (ca), Swiss (ch), Jerman (de), Perancis (fr), Indonesia (id),
Jepang (jp), Malaysia (my), Belanda (nl), Singapura (sg), inggris (uk), Amerika
Serikat (us), dan masih banyak lagi.
Jenis layanan aplikasi yang terdapat
pada internet yaitu, seperti Telepon Internet (VoIP),
Telnet, Daftar Mailing (mailing list), Kelompok diskusi (Newsgroup), World Wide
Web (WWW/Web), File Transfer Protocol ( FTP), Surat elektonik (E-mail),
Jejaring sosial, Internet banking, E-Learning, E-commerce, dan Search Enggine.
2.2 Sejarah Internet
Internet merupakan
jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan
Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek lembaga ARPA yang mengembangkan
jaringan yang dinamakan ARPANET ( Advanced Research Project Agency Network),
dimana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software yang
berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga
melalui saluran telepon.
Proyek ARPANET
merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat
dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi asal mula
pembangunan protokol baru yang sekarang ini dikenal sebagai TCP/IP (
Transmisiion Control Protocol/Internet Protocol ). Tujuan awal dibangunnya
proyek tersebut adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan
Amerika Serikat (US Departmentof Defense ) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar
dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah
bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi
terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.
Pada mulanya ARPANET
hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu
pada tahun 1969, dan secara umum
ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di
seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin
bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya. Oleh sebab itu
ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk keperluan militer
dan "ARPANET" baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer
seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal
dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.
2.3 Manfaat Internet di Bidamg Pendidikan
Internet adalah salah
satu penemuan yang paling berpengaruh sepanjang masa. Dengan internet orang dapat mengakses informasi di berbagai
server di seluruh dunia. Internet juga dapat menjadi media komunikasi antar
pengguna di berbagai belahan dunia secara langsung atau tidak langsung.
Internet telah digunakan pada hampir setiap bidang, termasuk bidang pendidikan.
Manfaat internet di bidang pendidikan yaitu sebagai berikut:
- Mempermudah Pencarian Referensi/ journal elektronik.Internet mempermudah pencarian literatur. Hanya dengan mengetik kata kunci pada mesin pencari (search engine) maka akan tersedia daftar tulisan yang berkaitan dengan kata kunci yang dicari.
- Menyediakan Fasilitas Multimedia. Sebagai penyedia informasi, internet memiliki banyak kelebihan daripada buku. Orang dapat membaca, mendengarkan, dan menonton video simulasi pembelajaran melalui internet.
- Menyediakan Sumber Belajar Tambahan. Melalui internet, orang dapat mendownloa atau mencari informasi tambahan yang tidak diperoleh dari sekoah atau buku pelajaran.
- Memudahkan Komunikasi. Internet dapat digunakan untuk saling berkomunikasi melalui e-mail, video, konferensi jarak jauh, forum, dan sebagainya. Hal ini memungkinkan dilaksanakannya pendidikan jarak jauh.
- Mendorong Penguasaan Bahasa Asing. Banyak sekali informasi penting dan menarik yang tersedia dalam bahasa asing terutama bahasa Inggris yang kini telah menjadi bahasa internasional, selain itu kita juga dapat belajar bahasa dengan program untuk translate bahasa. Hal ini akan memotivasi orang untuk meningkatkan penguasaan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.
- Mendorong Kreativitas. Banyak hal yang dilakukan orang lain yang kita ketahui dari internet dapa memberikan inspirasi dan mendorong kita untuk lebih kreatif dalam berkarya.
- Mendorong Kemandirian. Orang yang pandai menggunakan internet cenderung dapat lebih mandiri dalam mencari informasi yang dibutuhkannya.
2.4 Pengertian e-Education
e-Education merupakan sistem pendidikan berbasis media elektronik, seperti radio dan
televisi. Misalnya kulaih subu atau program pelajaran yang disajikan dalam
Televisi Pendidikan Indonesia ( TPI). Namun sistem e-Education lebih dikenal
oleh masyarakat luas saat internet digunakan sebagai media pendidikan, maka
masyarakat luas banyak yang beranggapan bahwa e-Education adalah pendidikan
yang mengunakan internet sebagai media utamannya. Oleh karena itu, paradigma
tentang e-Education yang dipahami saat ini adalah pendidikan berbasis internet.
Pola e-Education semakin
berkembang seiring dengan perkembangan teknologi yang ada
hingga terciptanya sistem ponsel. Dengan sistem ponsel di mana akses
telepon dapat dilakukan tanpa kabel, maka berkembanglah protokol-protokol baru
seperti Wireless Application Protocol (WAP) yang memungkinkan akses internet melalui media komunikasi ponsel di mana sebuah
komputer notebook yang terhubung ke sebuah ponsel dapat
melakukan akses internet. Bahkan sejumlah peralatan ponsel dapat langsung
mengakses internet.
Oleh karena itu, sistem e-Education dimungkinkan
untuk diakses melalui berbagai terminal di berbagai tempat sesuai dengan mobilitas
pengaksesannya, sehingga lahirlah istilah mobile Education yang disingkat
dengan istilah m-Education.
Selanjutnya, sistem e-Education kurang
menarik bila tidak mampu berinteraksi dengan pengaksesnya. Oleh karena itu para
pakar mencoba untuk terus meneliti hingga akhirnya dapat tercipta sistem e-Education
tang interaktif yang disebut interactive Education atau disingkat menjasi
i-Education di mana pengakses sisten seakan-akan dapat melakukan dialog dengan
sistem e-Education tersebut.
Sejak internet difungsikan sebagai sarana pendidikan pada tahun 1990-an, denyut nadi pendidikan
seakan tidak pernah berhenti. Sekolah-sekolah virtual dibuka selama 24 jam
penuh untuk melayani kebutuhan siswa-siswi.
e-Education merupakan
istilah yang digunakan untuk memebri nama pada kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilakukan melalui internet.
Melalui internet seolah-olah membuka kelas di bebagai lokasi, karena siswa- siswi dari berbagai belahan dunia dapat langsung
mengakses situs Webnya dan mengikuti pendidikan hanya dari komputer yang berada
di depannya. Di samping itu, pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi
secara langsung tanpa melalui birokrasi yang rumit.
2.5 Visi e-Education
Membangun lingkungan
e-Education bukan hanya membangun halaman Web yang berisi
profile lembaga semata. Jika pemahaman tersebut yang menjadi landasan dalam
pembanguna lingkungan e-Education, maka sistem itu aka sulit untuk bertahan. Kesulitan itu
terjadi karena lingkungan e-Education bukan hanya berkaitan dengan soal teknis
mendigitalkan informasi sekolah melalui internet,
melainkan juga menghadirkan suasana ilmiah di dunia cyber tersebut.
Oleh karena itu, visi
dasar pembangunan e-Education harus
dirumuskan dengan baik oleh para pengelola agar dapat disususn rencana jangka
panjang secara bertahap yang terintegrasi. Visi dasar e-Education di Indonesia
meliputi:
1. Mengatasi
kekurangan infrastruktur pendidikan secara fisik agar terjadi pemerataan
pendidikan yang menjangkau masyarakat secara luas. Penyediaan gedung, perpustakaan,
laboratorium, guru dan sarana lainnya telah menjadi beban yang tidak ringan
bagi pengelola dunia pendidikan selama ini, sehingga pendidikan belum dapat
dinikmati secara merata oleh masyarakat.
2. e-Education memberi
peluan untuk melakukan penghematan dan penataan finansia secara terintegrasi. Dengan
jangkauan perolehan siswa yang lebih luas dan sarana pendidikan yang serba virtual, seperti perpustakaan dan
pustaka elektronik, laboratorium virtual, dan sebagainya, telah membuka harapan
untuk meningkatkan kesehatan finansial dunia pendidikan yang selama ini dikenal
defisit.
3. Pemenuhan
terhadap standar kualitas pendidikan dapat dilakukan melalu pembangunan lingkungan
e-Education di mana lembaga yang memiliki kurikulum
pendidikan standar dan berkualitas dapat diakses oleh siapa saja yang
membutuhkannya. Di satu sisi ada sejumlah sekolah yang kurikulumnya masih lemah
dan terancam keberadaannya dengan terciptanya sistem pendidikan virtual ini. Namun daerah lain yang
masih mengalami kesulitan dalam menyediakan sarana pendidikan yang berkualitas,
e-Education menjadi solusi konkrit yang standar dan murah.
4. Sekolah lebih
mudah beradaptasi dengan perkembangan terakhir dunia pendidikan melalui model e-Education ini, karena
perubahan dan penyesuaian materi pendidikan dapat dilakukan dengan mudah dan
jauh lebih murah dibandingkan model sekolah tradisional.
5. Model
e-Education ini lebih menawarkan fleksibilitas dan
mobilitas bagi pengaksesnya. Tidak ada alasan soal waktu dan tempat lagi bagi
masyarakat usia sekolah, karena proses belajar mengajar
yang terjadi dalam e-Education tidak mengikat waktu dan tempat.
6. Dalam lingkungan
e-Education,
kecepatan tranfer dan distribusi ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat.
Setiap saat materi pendidikan baru dapat segera disajikan. Sementara itu,
melalui jaringan global, informasi tentang materi itu dapat terdistribusi
sampai ke kota-kota kecil hanya dalam hitungan menit dan detik.
2.6 Tahap-tahap Teknis Penerapan e-Education
Untuk membentuk
lingkungan e-Education tidaklah mudah dan membutuhkan beberapa
tahapan yang harus diupayakan baik oleh pengelola sekolah atau investor
pendidikan yang ingin terjun di dalamnya, yaitu tahapan
yang berkaitan dengan hal-hal teknis, administratif maupun nonteknis lainnya.
Adapun tahap-tahap teknik tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
- Penyediaan dan pemanfaatan secara optimal perangkat komputer dalam laboratorium sekolah. Untuk mengoptimalkan penggunaan perangkat komputer maka diperlukan pelatihan bagi pendidik dan peserta didik. Keberhasilan sosialisasi teknologi komputer itu akan menentukan tingkatan optimalitas penggunaan peralatan.
- Membangun jaringan lokal dalam laboratorium tersebut. Selain dapat meningkatkan efisiensi, pendidik dan peserta didik dapat belajar untuk masuk dalam lingkungan jaringan yang sesungguhnya.
- Menghadirkan dan mengoptimalkan lingkungan internet di sekolah melalui pembangunan koneksi internet melalui Internet Service Provider (ISP) setempat.
- Selanjutnya pengelola dapat membentuk dan mempersiapkan suatu tim kerja yang tangguh dan memiliki komitmen yang kuat untuk membangun dan memelihara Web sekolah. Model dan karakteristik Web dapat disesuaikan dengan ciri khas sekolah masing-masing.
- Mendigitalisasi materi pendidikan termasuk menciptakan software simulasi praktikum agar dapat diakses oleh masyarakat secara luas.
Adapun tahapan
administrasi yang diperlukan antara lain sebagai berikut :
- Perlegkaan perangkat peraturan dan perundangannya hingga petunjuk pelaksanaan teknis di lapangan.
- Mensosialisasikan peraturan dan undang-undang tersebut secara menyeluruh kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya pengelola pendidikan.
- Membangun sistem informasi (SI) e-Education yang berfungsi untuk mencatat regristasi dan pembayaran biaya pendidikan.
Sedangkan hal-hal
non-teknis lainnya yang perlu bahkan sangat penting untuk mendapat perhatian
dan dipersiapkan adalah bagaimana membentuk dan menghadirkan suasana
belajar-mengajar dan dinamika kelas seperti diskusi, tanya jawab dan
pendampingan yang sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuh peserta didik.
2.7 Manfaat e-Education
Ada banyak manfaat yang
dapat dipetik baik oleh lembaga pendidikan,
siswa dan masyarakat pada umumnya. Adapun rincian manfaat e-Education adalah
sebagai berikut :
Bagi Lembaga Pendidikan :
- Memperpendek jarak. Lembaga pendidikan dapat lebih mendekatkan diri dengan siswa-i dimana jarak secara fisik dapat diatasi hanya dengan mengklik situsnya. Sementara itu birokrasi antara pendidik dan mahasiswa dapat dipersingkat, dimana siswa dapat langsung mengirimkan pesan dan melakukan konsultasi langsung melalui e-mail.
- Perluasan pasar. Jangkauan pasar peserta didik dapat menjadi luas dibandingkan dengan sistem pendidikan tradisional yang dibatasi oleh lokasi.
- Perluasan jaringan mitra kerja. Selain perluasan pasar, lembaga pendidikan juga melakukan perluasan jaringan mitra kerja. secara tradisional sangat sulit bagi semua lembaga pendidikan untuk membangun berkomunikasi dengan lembaga atau perusahaan di luar kota atau bahkan di luar negeri. namun melalui pembuatan situs lembaga maka kontak itu dapat dilakukan secara mudah, cepat, dan murah.
- Biaya terkendali. Lembaga pendidikan tidak perlu hadir secara fisik diberbagai kota dan penjuru dunia, namun dapat melakukan proses pendidikan di berbagai lokasi. Disamping itu, perkuliahan tidak memerlukan biaya pembangunan fisik, dan pengaturan jadwal kelas yang sangat membebani pejabat jurusan dan universitas. Melalui sistem ini biaya komunikasi juga dapat ditekan serendah mungkin.
- Hemat. Melalui pola paperless dimana distribusi materi pendidikan, jawaban tes dapat dilakukan secara elektronik, sehingga akan menghemat dari segi waktu untuk mengintegrasikan dengan database yang ada di komputer pusat waktu pengiriman, maupun biaya kertas dan perangko.
- Cash flow terjamin. Dengan sistem e-Education ini, cash flow lembaga akan terjamin, karena lembaga akan menerima pembayaran terlebih dahulu sebelum mengirim materi pendidikan yang dipesan siswa. Dengan pola seperti ini, maka modal yang dibutuhkan relatif lebih kecil.
- Manfaat lainnya. Antara lain meningkatkan citra lembaga, meningkatkan layanan pendidikan, menyederhanakan proses, meningkatkan produktivitas, mempermudah akses informasi, mengurangi biaya transportasi dan meningkatkan fleksibilitas.
Bagi Siswa :
- Hemat. Dimana siswa dapat mengikuti proses pendidikan setiap saat dengan akurat, cepat, interkatif, dan murah. Biaya terkendali. Biaya transport menuju lokasi sekolah, kemubngkinan terjadingan kecelakaan atau perkelahian dapat ditekan serendah mungkin, karena semua proses dapat dilakukan dari balik meja dan hanya mengklik mouse.
- Fleksibel. Siswa dapat mengikuti proses pendidikan dari berbagai temapt dengan berbagai kondisi, seperti dari rumah, temapt peristirahatan, warnet atau tempat-tempat lainnya. Siswa juga tidak perlu mengkondisikan dirinya untuk berpakaian dan berpenampilan rapi sebagaimana pada pendidikan tradisional.
Bagi masyarakat pada umumnya :
- Lahirnya era e-Education membuka peluang kerja baru dengan pola kerja dan permodalan yang baru. Oleh karena e-Education tidak akan menggantikan sepenuhnya sistem sekolah tradisional, maka era ini memberi harapan bagi ketersediaan lapangan kerja baru.
- e-Education akan menjadi wahana kompetisi antarlembaga pendidikan yang mengglobal sehingga masyarakat dapat menikmati materi pendidikan berkualitas standar dengan harga kompetitif.
Bagi Dunia Akademis :
- Lahirnya era e-Education memberi tantangan baru bagi dunia akademis untuk mempersiapkan SDM yang memahami dan menguasai bidang tersebut.
- Para peneliti ditantang untuk melakukan analisis terhadap pergeseran pola belajar, proses pendidikan dan pembayaran sistem kredit semester dalam usaha menemukan kesepahaman baru dan pengembangan teori dan konsep baru.
- Sistem e-Education juga membuka kerangka baru dalam penjualan jasa pendidikan, di samping teknologi internet yang memungkinkan dilakukannya akses materi pendidikan dari jarak jauh. Dari perkembangan itu, dunia akademis ditantang untuk menemukan pola pendidikan jarak jauh yang bermutu.
2.8 Ruang Lingkup dan Komunitas e-Education
Ruang lingkup e-Education yaitu:
1.
System informasi
e-education
2.
Chatting
2
News group
3
Web page
4
Rencana belajar
5
Konsultasi elektronik
6
E-laboratory
7
E-books
8
E-news
9
Vidio conference
Komunitas E-Education adalah :
a)
Internal
b)
Penyelenggara
institusi pendidikan
c)
Guru
d)
Siswa
e)
Eksternal
f)
LSM yang konsern
terhadap pendidikan
g)
Pemerintah
h)
Pengguna lulusan
i)
Agen pendidikan
j)
Orang tuan siswa
k)
Penerbit e-book,
e-media
l)
Penyedia
infrastruktur e-education
m)
Forum lembaga
pendidikan
2.9 Hambatan e-Education
Hambatan e-Education di Indonesia
meliputi antara lain:
- Belum terbentuknya hight trust society. Perubahan budaya dari pola belajar konvesional yang menunjukkan siswa mengikuti proses pendidikan secara fisik menjadi hanya melihat layer monitor. Mengubah budaya tidak semudah membalik telapak tangan.apalagi etika pendidikan berbasis Internet yang sehatbelum terumuskan dan tersosialisasi dengan baik. Tingkat kepercayaan masyarakat juga akan berakibat pada diragukannya validitas hasil ujiannya.
- Pada umumnya harga pendidikan dapat ditekan, namun biaya untuk menyediakan teknologi pengaksesannya bertambah.
- Sarana peralatan masih belum memadai. Saluran telekomunikasi public masih menggunakan jaringan lama dan untuk perbaikan jaringan atau pembangunan jaringan baru tidak cukup dana. Sementara itu, sarana teknologi komputer masih tergolong barang mewah, sehingga kepemilikannya masih sangat terbatas. Meskipun dapat ditempuh dengan memanfaatkan warnet, tetapi hal itu berarti adanya biaya tambahandiluar harga produk.
- Masih sangat sedikit SDM memahami dan menguasai dengan baik benar konsep dan implementasi teknologi informasi dan penerapannya dalam dunia pendidikan. Namun sebaliknya juga usaha dan ketertarikan diri SDM untuk memahami teknologi masih tergolong rendah.
- Layanan pendukung utama seperti jasa pos masih membutuhkan pembenahan dan peningkatan, sehigga jeda waktu dari terjadinya transaksi pembelian buku atau modul hingga diperolehnya barang tersebut oleh pembeli tidak terlalu lama.
- Adanya tindak kejahatan penyalahgunaan kartu kredit, sehingga masyarakat mengalami phobia terhadap mekanisme e-Education yang menyertakan nomor kartu kredit dalam formulir transaksi.
- Belum lagi masalah perbedaan platform yang digunakan di dalam lembaga pendidikan. Perbedaan platform ini meliputi pola format pencatatan dan laporan, prosedur, sietem waktu, budaya, hukum dan sebagainya.
- Pihak lembaga dan siswa masih menunggu sistem e-Education stabilsebelum mereka memanfaatkannya secara optimal. Di samping itu,para pengelola lembaga masih mencobauntuk menguasai medan pendidikan lewat Internet ini.
- e-Education masih dipandangsebelah mata sebagai sistem yang sulit dioperasikan dan belum ada aturan yang jelas daripemerintah.
- Perubahan pola siswa yang cenderung pasif dan menunggu materi pendidikan menjadi siswa yang aktif dalammencari materi pendidikan.
- Etika dan moralitas masih belum mendapat tempat yang tepat, sehingga sistem e-Education dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk melakukan pelanggaran etika dan moralitas, seperti menjajakan situs pornografi.
- Sudah terlanjur tersedia gedung-gedung sarana pendidikan, sehingga pengelola lembaga pendidikan harus melakukan relokasi tempat yang tersedia.
BAB III PENUTUP
3.1Simpulan
Di zaman
sekarang ini, teknologi berkembang sangat pesat. Jaringan internet merupakan salah satu pelopor terjadinya
revolusi teknologi. Banyak manfaat yang didapatkan dengan menggunakan internet
dan manfaat tersebut dapat ditemui di berbagai bidang, salah satunya dalam
bidang pendidikan.
e-Education meruakan istilah yang digunakan di dalam
masyarakat untuk memberi nama pada kegiatan-kegiatan
pendidikan yang dilakukan melalui internet. Untuk pembangunan lingkungan
e-Education perlu landasan agar dapat tetap bertahan. Oleh karena itu vidi
dasar e-Education perlu direncanakan dengan baik oleh para pengelola agar dapat
disusun rencana jangka panjang secara bertahap dan terintegrasi. Dalam
pembangunan lingkungan e-Education tidaklah mudah dan memerlukan beberapa
tahapan baik tahapan teknis, non-teknis dan tahap administratif. Manfaat
e-Education bukan hanya bagi lembaga pendidikan melainkan juga bagi siswa, bagi masyarakat umum, dan bagi dunia akademis.
Ruang lingkup e-Education mencakup System informasi e-education, Chatting, News
group, Web page, Rencana belajar, Konsultasi elektronik, E-laboratory, E-books,
E-news, dan Vidio conference. Sedangkan Komunitas e-Education meliputi: internal,
penyelenggara institusi pendidikan, guru, siswa, eksternal, LSM yang konsern
terhadap pendidikan, pemerintah, pengguna lulusan, agen pendidikan, orang tua
siswa, penerbit e-book, e-media, penyedia infrastruktur e-education, dan forum
lembaga pendidikan. Meskipun terdapat banyak tantangan dan hanbatan yang
ditemui dalam pembangunan lingkungan e-Education ini namun untuk mewujudkannya
bukanlah hal yang mustahil karena jika diperhatikan tingkat pertumbuhan
internet sangatlah tinggi bahkan dapat mencapai rata-rata 100% pertahunnya.
3.2 Saran
Walaupun tipe
pembelajaran tradisional masih digemari dan memang terdapat banyak sekali
hambatan dalam membangun lingkungan e-Education, namun di era yang semakin lama perkembangan
teknologinya semakin pesat untuk menciptakan lingkungan e-Education bukanlah
tidak mungkin. Jika e-Education bisa diterapkan, maka pendidikan akan diperoleh secara merata bukan hanya bagi
masyarakat di perkotaan namun di daerah-daerah yang sulit
dijangkau pun sarana dan prasarana pendidikannya dapat terpenuhi. Dengan begitu
secara tidak langsung hal tersebut akan berdampak pada peninkatan mutu
pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Kadek Yota Ernanda
Aryanto dan Kadek Surya Mahedy. (2014). Jaringan Komputer. Yogyakarta:
GRAHA ILMU.
Oetomo, B. S. (2002). e-Education
XE "e-Education" - Konsep, Teknologi, dan Aplikasi
Internet Pendidikan. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
Utomo, R. T. (2013,
Desember 1). Pengertian e-Education XE "e-Education"
. Retrieved Juni 20, 2016, from Information System:
http://ranggatriutomo.blogspot.co.id/2013/12/pengertian-e-education-e-education-e.html